Nilai tertinggi kedua dalam Ujian Nasional di Seluruh Indonesia tidak dapat lolos dalam masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Siswa Methodis 2 Medan, Helena Martha Friska Saragi Napitu yang sempat membuat heboh kota Medan karena berhasil meraih nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) tertinggi kedua Nasional.
Namun, Helena harus tegar menerima kenyataan bahwa dirinya dinyatakan tidaklulus masuk Universitas Indonesia (UI) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Ketika itu dirinya memilih dua kategori jurusan di UI yakni Fakultas Kedokteran
dan Akuntansi serta Fakultas Kedokteran USU. Jujur pastinya kecewa melihat kenyataan ini.
Dirinya sama sekali tidak mengetahui alasan dirinya gagal dalam program studi
yang dipilihnya melalui jalur SNMPTN. Padahal selain meriah prestasi terbaik
dengan meraih peringkat kedua nasional, Helena juga selalu meraih juara umum di
sekolahnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, saat ini dirinya telah mengirimkan surat
elektronik (email) kepada panitia pusat SNMPTN terkait ketidaklulusannya.
"Saya sudah mengirimkan email ke Panitia SNMPTN, dan memberikan
penjelasan mengapa saya tidak lulus," katanya.
Helena kini tidak mau berkecil hati dan akan tetap terus berusaha agar dapat
lulus di UI melalui SBMPTN atau jalur tertulis. " Saya yakin bisa lulus di
Fakultas Kedokteran UI melalui jalur tertulis," bebernya.
Hal yang sama juga diungkapkan Wakil Kepala Methodist 2 Medan Bob Saragih.
Dirinya terkejut Helena tidak masuk satu pun program studi yang dipilihnya.
Padahal, secara prestasi unggul dibandingkan siswa lainnya. "Kita juga
tidak tahu kenapa tidak masuk. Kita tidak bisa berbuat apa-apa, karana itu
keputusan panitia pusat," jelasnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMA Methodis 2 Medan, Pdt Paulus Subyanto ketika
di konfirmasi mengaku terkejut Helena tidak bisa lulus melalui jalur di semua
program studi yang dipilihnya melalui jalut SNMPTN. " Saya pastikan pihak
sekolah mengirimkan nilai helena yang sebenarnya kepada panitian SNMPTN,"
paparnya.
Paulus menambahkan, ada salah seorang siswa yang peringkatnya jauh di bawah
helena bisa berhasil lulus di Fakultas Kedokteran USU, namun dirinya enggan
berspekulasi lebih jauh mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Melihat kemampuan Helena, lanjutnya, dapat lulus melalui jalur tertulis di
Fakultas Kedokteran UI, untuk itu dirinya menghimbau kepada siswinya itu agar
tidak putus asa dan terus mau berusaha. "Walaupun persaingan di UI berat,
tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini asal mau berusaha,"
lanjutnya.
Sementara Pembantu Rektor I USU yang juga Ketua Panitia Lokal SNMPTN Zulkifli
Nasution menyatakan, pihaknya tidak memiliki kewenangan dalam proses seleksi
SNMPTN jalur undangan tersebut. Untuk itu, dirinya tidak bisa menjawab mengapa
Helena tidak bisa lulus SNMPTN.
"Ya, tak tahulah aku itu, tanyalah UI sana mengapa tak lulus, bukan aku
yang memutuskan," ucapnya.
Terpisah, Panitia Lokal (Panlok) SNMPTN USU Prof Dr Zulkifli menyatakan, kemungkinan ketidaklulusan itu dikarenakan pola pemilihan program studinya tidak tepat serta kalah bersaing dengan peserta lain yang datang dari seluruh penjuru Indonesia sertapilihan kedua dan ketiganya sudah penuh terisi siswa lainnya.
Terpisah, Panitia Lokal (Panlok) SNMPTN USU Prof Dr Zulkifli menyatakan, kemungkinan ketidaklulusan itu dikarenakan pola pemilihan program studinya tidak tepat serta kalah bersaing dengan peserta lain yang datang dari seluruh penjuru Indonesia sertapilihan kedua dan ketiganya sudah penuh terisi siswa lainnya.
Zulkilfli menambahkan, kemungkinan besar Helena bisa lulus di FK USU, jika
dijadikan pilihan I dalam mendaftar. "Jadi, hati hatilah memilih pilihan
program studi itu. Kadang-kadang kalau tidak pas, bisa tak lulus juga,"
jelasnya.
Berdasarkan data yang disampaikan, USU menerima 3.750 calon mahasiswa baru di
47 program studi. Selain itu, seluruh data kelulusan SNMPTN tersebut sudah
final. "Tidak ada yang berubah lagi itu, sudah final semuanya. Sudah masuk
semua datanya di website tinggal dilihat masing-masing siswa saja,"
ungkapnya.
wahhh, gimana cerita nya itu? pasti ada kesalahan panitia dalam seleksi
ReplyDeleteiya tuh, masa temen gw aja yg nilainya jauh dibawah gw masuk pdhal univ&fakultasnya sama -_-
ReplyDeletewAh ini sangat tidak wajar banget tuh'
ReplyDeletenegara dan system tipu tipu. Itu yang terjadi di negri ini sekarang dan dari dulu.
ReplyDeleteParah sekali, paling benci dengan hal seperti ini.
ReplyDeleteinilah indonesia, tidak mlihat kualitas dan semngat anak tapi melihat hasil nilainya. bayangkan aja jangankan snmptn / sbmptn. un aja gue bingung knpa anak yang rajin dan dpat rangkig di sekolahya gak lulus krna un. aplgi snmptn n sbmptn bnyak kecurangan. mkannya indonesia bnyak yang poliiknya korupsi.
ReplyDeletewk .. wk .. wkk........
ReplyDeletecuman nomor dua dong, ngak luluslah.............
nomor Rp. 600.000.000,- baru lolos cuuyyyy............
Buat Helena, jangan patah semangat ya Nak.... dan mohon jangan berpikir ada yang salah dan lain2 karena tidak akan menyelesaikan masalah. Penasaran pasti, dan mohon pihak panitia ada penjelasannya berkaitan dengan pertanyaan yang dikirim Helena supaya tidak muncul berjuta negative image mengenai seleksi tersebut. Semoga berhasil di SBMPTN ya Nak, buat prioritas pilihan yang tepat sesuai kemampuan dan passing grade universitas yang dipilih. Ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Selamat berjuang Helena... Warm Regards....
ReplyDelete